Negara yang satu ini selalu menggembor-gemborkan demokrasi. Pancasila adalah dasar Negara, falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara ini juga sekaligus menyatakan anti terhadap sistem komunis di berbagai bidang: politik, social, ekonomi, dan tentunya faham/ideologi. Komunis tak boleh hidup di Negara ini. Sedikit saja ada biji yang muncul dengan kecambah komunis, maka segera biji itu diinjak, dibakar, dibuang dan dimusnahkan.
Tapi pada kenyataannya….
Mana bisa Negara ini mengaku anti komunis
Jika petani dirampas tanahnya atas nama Negara?
Mana bisa Negara ini mengaku anti komunis
Jika mahasiswa berdemonstrasi lalu ditembak mati?
Mana bisa Negara ini mengaku anti komunis
Jika orang menikah saja diributkan dan dilarang?
Mana bisa Negara ini mengaku anti komunis
Jika rakyat diusir dari tambang emas nenek moyangnya?
Bagaimana bisa Negara ini anti komunis
Jika buku pelajaran saja diatur ketat oleh Negara?
Bagaiamana bisa Negara ini anti komunis
Jika palu arit menjadi tato di jidat para penguasa…..
Tiba-Tiba Aku Ingin Menulis tentang Cinta…
Filed under: refleksi
Aku ingat sebuah syair Sufi:
Jika tak kunyatakan cintaku dalam kata, maka kusimpan kasihmu dalam dada
(Jalaluddin Rumi: Kasidah Cinta)
Betapa besar cinta Allah yang ditebarkan ke seluruh Alam, padahal cinta itu belum seberapa dari seluruhnya. Rasul pernah berkata, Allah mempunyai 100 cinta. Satu di antaranya dibagikan kepada manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya sehingga terjalin cinta di antara mereka. Dan 99 sisanya disimpan di akhirat untuk mereka yang menikmati surga-Nya.
Lihatlah orang-orang saleh untuk mendapatkan cinta Allah yang 99 itu, tapi di sini saya hanya ingin berbicara secuil cinta Allah yang mungkin bersarang di hati setiap manusia.
Sebesar apa cinta yang dimiliki manusia yang paling mencinta? Segila cintanya Majnun terhadap Laila? Semabuk cintanya Romeo terhadap Juliet? Secintanya aku kepadanya? Atau secinta Sampeyan kepada kekasih Samkpeyan? Silakan mengukur cinta yang Sampeyan terhadap pasangan Sampeyan. Jika Sampeyan merasa cinta itu sudah sangat besar, maka lihatlah sekeliling Sampeyan. Teman di samping Sampeyan memiliki cinta tulus kepada kekasihnya, seorang bapak di belakang Sampeyan memiliki cinta yang besar kepada istrinya, anak-anak yang sedang bermain di halaman rumah tetangga juga punya cinta di antara mereka, sepasang merpati yang bertengger di atap rumah Sampeyan juga punya cinta. Nah, sebesar apapun cinta Sampeyan, hanya akan menjadi begitu kecil jika dibandingkan dengan cinta yang ada di dunia ini, bahkan mungkin tidak lebih besar daripada cintanya sepasang merpati tadi.
Dengan begitu, salah besar jika ada orang putus cinta lantas menangis dan meronta, bahkan sampai bunuh diri (Naudzubillah). Setiap saat semua orang harus siap menerima kenyataan kehilangan orang yang dicinta. Ingatlah “Innalillahi wainna ilaihi rojiuun”, semua berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya. Segalanya miliki Allah. Tak pantas kita menangisi sesuatu yang diambil oleh pemiliknya, termasuk jodoh. Dan lagi bukankah raga dan nyawa pun tak saling memiliki? Pada saatnya mati, mereka pun harus terpisah.
Ada juga orang yang menyia-nyiakan cinta sebagai anugerah Allah. Cintanya begitu kecil dan mudah goyah. Akibatnya bibit perpecahan, perselingkuhan, dan kebencian tumbuh dengan subur di hati sebagian manusia. Terkutuklah orang yang tidak punya keteguhan hati untuk mempertahankan cintanya. Nah, sekarang pikirkanlah bagaimana Sampeyan mensyukuri Anugerah cinta itu? Bagaimana Sampeyan me-manage rasa cinta yang Sampeyan milikiSilahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan