Tiga ratus warga Palestina di jalur Gaza tewas dan seribu lainnya luka luka. Itulah pelanggaran kemanusiaan terbesar di penghujung tahun 2008, yang telah mengentakkan dunia. Tidak tertutup kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah karena Israel masih akan melanjutkan serangannya dalam beberapa hari mendatang, baik melalui udara maupun serangan darat.
Serangan Isreal terhadap Gaza kali ini memberikan makna tersendiri bagi kalangan Muslim karena bertepatan dengan Tahun Baru 1430 Hijriah.
Keputusan Israel menyerang Gaza sebagai sikap politik untuk menumpas habis jantung kekuatan Hamas. Saat ini, Hamas merupakan musuh bersama karena mereka merupakan faksi politik terbesar yang diduga kuat akan memenangi pemilu yang akan berlangsung bulan depan. Oleh sebab itu, serangan Israel diduga kuat sebagai paket untuk melumpuhkan kekuatan Hamas menjelang pemilu yang akan menentukan arah politik Israel-Palestina pada tahun tahun mendatang.
Hamas Akan Kian Populer
Tentu, pihak Israel berharap Hamas tidak meraih dukungan yang signifikan dari rakyat Palsetina dalam pemilu mendatang. Caranya adalah dengan menangkap tokoh tokoh kunci Hamas dan menciptakan psikologis terancam bagi kekuatan mereka di Gaza. Dengan demikian, pihak Fatah yang merupakan sahabat karib Israel dan Amerika Serikat dengan mudah dapat memenangi Pemilu.
Meskipun demikian, Mahmud Mubarak, analis harian Al-Hayat, meragukan bahwa misi Israel kali ini bakal berhasil, khususnya untuk meredam dan membendung kekuatan Hamas yang telah mengakar di Gaza. Alih-alih membabat habis kekuatan mereka, Hamas justru akan semakin populer. Sebagai kelompok yang terzalimi, justru akan memberikan dampak positif. Sejak dulu, dukungan kepada Hamas bukan menyusut, tetapi justru semakin bertambah karena Hamas merupakan pihak yang mempunyai sikap tegas kepada Israel.
Di samping itu, dukungan masyarakat Arab terhadap Hamas makin luas. Pemerintah dunia Arab makin terdesak antara mendukung Israel atau mendukung Hamas yang merupaka n korban dari penyerangan brutal itu. Tidak bisa dielakkan bahwa para pemimpin dunia Arab akan tertekan, dan mau tidak mau akan memberikan dukungan kepada Hamas.
Masa Depan Palestina
Terlepas dari itu semua, satu hal yang tak terpikirkan dengan baik oleh Israel dan Palestina adalah soal masa depan Palestina. Sikap antagonistik dan oposisional, Israel-Hamas pada akhirnya akan menyulitkan Palestina. Di satu sisi, Israel menolak eksistensi Hamas, dan sebaliknya, disisi lain, Hamas menolak keberadaan Israel.
Sikap kaku semacam itu sudah terbukti gagal. Sudah beberapa tahun ini tidak ada solusi yang adil dagi kedua belah pihak. Belum lagi intervensi dari pihak luar semakin memperumit hubungan Israel-Hamas. Sejumlah perundingan hanya berhenti di atas meja karena Hamas sebagai kekuatan penting di Palestina kerap diabaikan dalam upaya pengambilan keputusan .
Terlebih, harus diakui, konflik internal Hamas dan Fatah. Gagalnya perundiingan yang dimediasi Liga Arab di Mesir baru baru ini menggambarkan bahwa ketidakmampuan Hamas dan Fatah untuk membicarakan perihal masa depan Palestina. Jika diantara mereka tidak mampu mencari titik temu untuk kepentingan Palestina, bagaimana dengan pihak internasional? Oleh sebab itu, masalah Palestina pertama tama sangat bergantung pada sejauh mana kedua belah faksi tersebut mampu mencapai kemufakatan tentang peta politik baru di Palestina, terutama dalam kaitannya dengan Israel.
Pada masa lalu, Hamas yang dikenal sebagai fraksi keras dan memakai jihad (perang) sebagai salah satu ideologi politiknya sebenarnya mempunyai wajah lain yang lebih moderat. Menurut Shaul Mishal dan Avraham Sela dalam The Palestinian Hamas, Hamas sebenarnya mempunyai pengalaman koeksistensi di tengah konflik , yaitu saat mau berdamai dengan organisasi Pembelaan Palestina yang dipimpin mediang Yasser Arafat. Mereka mempunyai doktrin , larangan berperang di antara sesama warga Palestina (hurmat al-qital al-dakhily)
Pada akhirnya, kepentingan Palestina harus diletakkan di atas segala-galanya. Termasuk bagi Israel yang sedang melancarkan serangan, bahwa apa yang mereka lakukan saat ini pada hakikatnya hanya menyusahkan warga sipil dan menambah penderitaan bagi Palestina. Serangan mereka kali ini hanya membangkitkan benih benih radikalisme di Timur Tengah dan dunia pada umumnya.
Silahkan tuliskan komentar/pendapat Sampeyan terhadap tulisan di atas,,,,
3 komentar:
"Saya Peduli Palestina!!!"
Perang menjadikan nyawa seperti tidak berharga saja :(
saya peduli palestina. jangan khwatir israel akan hancur dengan hancurnya mbahnya alias AS seperti di artikel ini
http://pendengardakta.blogspot.com/2008/12/kehancuran-negeri-amerika-di-ambang.html
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan