Apa yang menyebabkan Palestina dan Israel selalu bermusuhan puluhan tahun? Ternyata Aseton lah penyebabnya, senyawa yang biasa digunakan untuk perang artileri, Kok bisa? Baca aja kelnjutanya
Agak sulit sebenarnya untuk memahami akar masalah yang terjadi di Timur Tengah yang selalu bergolak, terutama berkaitan dengan masalah Palestina. Rentetan serangan militer yang membabi buta oleh Israel di Jalur Gaza hanyalah salah satu 'bisul' kecil yang meletus dari sekian banyak 'penyakit' kronis yang dialami Timur Tengah.
Terlepas dari sentimen agama tertentu, akar masalah konflik Arab-Israel yang menjadikan bangsa Palestina sebagai korban dimulai dari surat tertanggal 2 November 1917 dari Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild , pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis buat ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.
Keluarnya surat itu (yang akhirnya disebut sebagai Deklarasi Deklarasi Balfour 1917) sebenarnya 'hadiah' dari Inggris untuk Dr. Chaim Weizmann, jurubicara terkemuka organisasi Zionisme di Britania Raya yang merupakan ahli kimia, karena atas jasa-jasanya menemukan metode baru memproduksi Aseton, senyawa yang sangat penting untuk memproduksi persenjataan artileri. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan pembakar yang diperlukan untuk mendorong peluru-peluru. Jerman memonopoli ramuan aseton kunci, kalsium asetat. Tanpa kalsium asetat, Inggris tak bisa menciptakan aseton dan tanpa aseton takkan ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Inggris saat itu mungkin akan kalah dalam perang. Perlu diketahui bahwa senyawa aseton pada masa itu masih dimonopoli oleh Jerman (waktu itu bernama Prusia) sehingga penemuan tersebut membuat Inggris ibarat mendapat 'durian' runtuh, apalagi pada saat itu berkobar Perang Dunia Pertama.
Atas jasanya yang sangat besar itulah, pihak Inggris bersedia memenuhi permintaan Weizmann apapun itu. Weizmann hanya meminta satu hal, yaitu 'tanah air bagi kaum saya (Yahudi), yaitu di Palestina'. Inggris mengabulkannya, dan terjadilah eksodus besar-besaran kaum Yahudi ke tanah Palestina. Inggris tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya bakal memicu sumbu peledak konflik Timur Tengah yang berlarut-larut. Perlu diketahui bahwa selama bangsa Yahudi terusir dari tanah Palestina beribu tahun yang lalu, sudah ada bangsa lain yang menetap di sana, yaitu bangsa Arab Palestina. Di sana juga berdiri kota Yerusalem yang sangat disucikan oleh tiga agama besar, yaitu Islam, Kristiani, dan Yahudi.
Akibatnya tentu bisa diduga, kaum Zionis mendirikan negara Israel (sesuatu yang bertentangan dengan Deklarasi Balfour yang hanya menyebutkan 'tanah air', bukan negara) di Timur Tengah, dan konflik pun pecah, hingga sekarang.
Sumber: http://www.wikipedia.org dan http://www.palestineremembered.com
Silahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan