Baru baru ini, Kang Adek sempat terkejut, karena beberapa hari yang lalu Kang Adek menemukan “Surat Perintah Sebelas Maret” atau yang dikenal dengan Supersemar.
Surat sakti ini (yang menyebabkan terjadinya perpindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto) ini telah beredar di internet melalui e-mail dan milis/forum dalam 
bentuk gambar yang merupakan scan dari surat aslinya.
Setelah mengecek info dari sana ke mari, ternyata Surat “sakti” ini ASPAL, alias Asli tapi Palsu.
Karena, sebenarnya keaslian dan keberadaan surat ini hanya diketahui oleh Soekarno dan Soeharto.
Menariknya dari Supersemar ini, sekalipun masih menggunakan ejaan EYD jadul , dimana penulisan huruf “u” adalah “oe”, Seharusnya penulisan nama Suharto dan Sukarno adalah Soekarno dan Soeharto, tetapi pada surat itu tertulis Suharto dna Sukarno. Padahal diketahui bahwa perubahan ejaan dari “oe” menjadi “u” dilakukan beberapa tahun setelah terbitnya Supersemar itu.
Begitupun dengan kertas yang dipakai tidak sesuai dengan ukuran lazimnya saat itu yakni F4 (yang terdiri dari). Supersemar online ini berukuran A4
Menanggapi hal tersebut, Pakar Telematika Roy Suryo menuturkan bahwa Surat Supersemar itu ada banyak. Roy sendiri mengaku punya 4 versi.
“Yang jelas, isi surat yang asli itu untuk mengamankan situasi yang buruk saat itu, bukan pengalihan kekuasaan. Hal itu diungkapkan dalam pidato bung Karno Agustus 1966, Saya punya rekamannya” tambah Roy Suryo.
Silahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...
1 komentar:
Mengenai penulisan ejaan nama Bung Karno yang dianggap janggal, bisa dilihat penjelasannya di link berikut:
http://forget-hiro.blogspot.com/2010/05/sukarno-bukan-soekarno.html
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan