/show.js">
Krisis bahan bakar minyak (BBM) di enam kecamatan di Pulau Sabu, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat harga BBM melambung tinggi. Satu liter premium dihargai Rp50.000.
Sementara solar dan minyak tanah dihargai Rp25.000 per liter. Kondisi ini menyebabkan arus transportasi lumpuh total. "Hanya orang berduit yang dapat membeli premium untuk mengoperasikan kendaraannya," kata Martinus Rohi, guru salah satu sekolah dasar di pulau itu, Minggu (4/1/2009).
Menurutnya, kelangkaan BBM ini menyebabkan perekonomian warga terhambat. "Warga tidak bisa ke pasar untuk menjual hasil bumi karena mahalnya BBM," lanjutnya.
Dia menambahkan, mayoritas agen BBM kehabisan stok premium, solar, maupun minyak tanah. "Ada pedagang pengecer yang masih memiliki persediaan BBM, tetapi harganya melangit. Premium dijual Rp50.000 per liter, sedangkan solar dan minyak tanah Rp25.000 per liter," katanya.
Kenaikan itu dinilai tak wajar dan berlebihan. Namun warga pasrah karena Kapal Motor Tiimau, milik Pemerintah Kabupaten Kupang, berhenti menyuplai BBM menyusul cuaca buruk sejak beberapa pekan terakhir. Badan Meterologi dan Geofisika melaporkan, gelombang setinggi 2,5-3 meter terjadi di Laut Sawu dan Laut Timor.
Kelangkaan BBM juga terjadi di Pulau Raijua yang bersebelahan dengan Pulau Sabu. Dua pulau tersebut sering mengalami krisis BBM jika terjadi gelombang tinggi di laut yang membuat kapal pengangkut BBM menolak berlayar.
Manager Pemasaran Pertamina Kupang, Ruslan W Marbun ketika dikonfimrasi mendesak agen penyalur BBM di Kupang, untuk segera mengirim BBM ke Pulau Sabu. "Kalau tidak dikirim segera maka stok BBM di Pulau Sabu segera habis," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah mendapat laporan mengenai kelangkaan itu. "Tetapi kami tidak punya cara lain menyalurkan BBM tersebut selain mengharapkan Kapal Timau agar segera bertolak ke Sabu untuk mendistribusi BBM," ujarnya.
Dia menambahkan, para agen telah mendesak Perusahaan Daerah Kelautan Kabupaten Kupang agar mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah kelangkaan itu. Masalahnya, KM Timau tidak bisa berlayar karena cuaca buruk. Kalau beberapa hari ke depan cuaca sudah baik maka diharapkan segera ada pendistribusian," ujarnya
Silahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...
/show.js">
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan