Mall telah menjadi tempat wisata. Ada fenomena yang tersimpan di balik sebuah kata “mal”. Kang Adek mempunyai sebuah pengalaman unik, ketika libur sekolah tiba, banyak anak anak yang menyebutkan kata “mall” ketika ditanya hendak liburang kemana. Sedemikian hebatkah mall sehingga anak usia balita demikian antusias menyebutnya, atau zaman telah berubah?
Kang Adek ingat waktu kang Adek masih kecil dulu, ketika ditanya mau liburan kemana? Kang Adek menjawab ke rumah kakek dan nenek atau menyebut tempat tempat wisata seperti pantai, gunung.
Seiring dengan berjalannya arus globalisasi, masyarakat saat ini lebih memilih mall untuk menghabiskan waktu liburannya, daripada mengunjungi tempat tempat wisata.
Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat pusat kota, menyebabkan tergesernya pasar tradisional. Orang lebih gengsi berbelanja di mall daripada di pasar tradisional.
Budaya ini disebabkan oleh merajalelanya paham kapitalisme di masyarakat kita. Budaya kapitalisme menganjurkan budaya konsumeristik,yang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan banyak keuntungan material, atau disebut “tamak”. Manusia mulai menjadi sekedar pengguna. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan budaya bangsa kita.
Silahkan tulis pendapat/komentar Sampeyan mengenai tulisan di atas...
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan