/show.js">
Kosong melompong. Itulah pemandangan di ruang rapat paripurna Gedung DPR/MPR, yang megah dan besar. Padahal, rapat kemarin mensahkan lima rancangan undang-udang yang amat penting, termasuk Rancangan UU Mahkamah Agung.
Di daftar hadir, tercatat 285 dari 550 anggota dewan membubuhkan tanda tangan. Artinya, di atas kertas rapat mencapai kuorum. Tapi, fisik mereka entah kemana. Hanya 63 anggota dewan saja yang bertahan di ruang rapat paripurna. Tak ayal, konsumsi untuk anggota dewan terhormat yang dikeruk dari uang rakyat menjadi santapan kucing yang justru lebih rajin hadir di ruang sidang.
Sejumlah anggota dewan setuju bila nama-nama wakil rakyat yang malas itu diekspos ke publik. Tapi, mereka juga mengkritisi model rapat di DPR saat ini. "Rapat paripurna terlalu panjang dan bertele-tele," kata Alvin Lie, anggota dewan dari Partai Amanat Nasional. "Sangat setuju sekali, tapi kita imbau juga anggota dewan agar tatattertib diubah supaya tak membosankan," ucap Sutan Batugana, politisi dari Partai Demokrat.
Apa kata Ketua DPR Agung Laksono? "Ide ini sangat baik, tapi tentu tidak boleh berbenturan dengan tata tertib dan peraturan yang ada," kata Agung.
Apa pun alasannya, tidaklah patut jika wakil rakyat kerap mangkir dari salah satu tugas utama mereka. Yakni legislasi atau pembuatan undang-undang. Kinerja mereka harus sebanding dengan gaji dan berbagai fasilitas yang diambil dari uang rakyat.
Baca Juga:
Tertarik Kirim Pesan Dengan Alien?
Wow! Seorang Wanita Lahirkan 18 orang anak
Bersin? Mungkin Anda sedang Mikir Seks
Sinterklas Antar Hadiah dalam Semalam?
Serbuan Email Spam semakin Gencar
Piagam HKI, Jaminan legalitas Software
Chrome -Jawaban Google untuk Browser Masa Depan
Solusi Dongkrak Kerja Notebook
100 Freeware Terbaik
Microsoft Turut Ramaikan Pasar Keyboard
YouTube perketat Konten Dewasa
4 tool Gartis mengembalikan SMS yang hilang
12 Kesalahan Sehingga Blog di Jauhi Serach Engine
/show.js">
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tuliskan pendapat Sampeyan